Pahala
Penghafal al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Menghafal al-Quran termasuk ibadah
jika dilakuka ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia.
Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah
mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي
صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا
الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah
ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).
Allah memberikan banyak keutamaan
bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.
Berikut diantaranya,
Pertama, dia didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat jamaah
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ
لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ
بِالسُّنَّةِ … وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ…
Yang paling berhak jadi imam adalah
yang paling banyak hafalan al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama,
maka didahulukan yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh
menjadi imam di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang
lainnya)
Dari Ibnu Umar, beliau bercerita,
Ketika para muhajirin pertama tiba
di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang
menjadi imam mereka shalat adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah. Dan beliau
adalah orang paling banyak hafalan qurannya. (HR. Bukhari 660)
Kedua, ketika meninggal, dia didahulukan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan,
beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan
lahat. Lalu beliau bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka
kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi
1053)
Ketiga, diutamakan untuk menjadi pemimpin jika dia mampu
memagangnya
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu
menjadi khalifah, beliau menunjuk Nafi’ bin Abdul Harits untuk menjadi gubernur
di Mekah.
Suatu ketika, Umar bertemu Nafi’ di
daerah Asfan.
“Siapa yang menggantikanmu di Mekah?”
tanya Umar.
“Ibnu Abza.” Jawab Nafi’.
“Siapa Ibnu Abza?” tanya Umar.
“Salah satu mantan budak di Mekah.”
Jawab Nafi’.
“Mantan budak kamu jadikan sebagai
pemimpin?” tanya Umar.
“Dia hafal al-Quran, dan paham
tentang ilmu faraid.” Jawab Nafi’.
Kemudian Umar mengatakan, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا
الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat
sebagian kaum berkat kitab ini (al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang
lain, juga karena al-Quran.”
(HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)
Keempat, kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat
yang dia hafal
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ
وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ
عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal
al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil
sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu
di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan
al-Albani)
Kelima, ditemani Malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal
al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca
al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia
mendapat dua pahala. (HR.
Bukhari 4937)
Keenam, di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ
يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا
رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ
بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari
kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan
seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah,
tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia
minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan
kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari
setiap ayat yang kamu baca. (HR.
Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).
Ketujuh, al-Quran memberi syafaat baginya
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Rajinlah membaca al-Quran, karena
dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).
Kedelapan, orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس
والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم
لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran,
mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua
orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang
tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian
kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?”
Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).
Dalam riwayat lain, dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل
الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع
على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ،
فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari
kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya,
“Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari,
yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota
kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak
bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah,
dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena
anakmu belajar al-Quran.” (HR.
Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Allahu a’lam.
sumber: klik disini
Pahala Orang yang Menghafal al-Quran
Pahala Penghafal al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,Menghafal al-Quran termasuk ibadah jika dilakuka ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).Allah memberikan banyak keutamaan bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.
Berikut diantaranya,
Pertama, dia didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat jamaah
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ
كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ … وَلاَ
يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ…
Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan
al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan
yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam
di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)Dari Ibnu Umar, beliau bercerita,
Ketika para muhajirin pertama tiba di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka shalat adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah. Dan beliau adalah orang paling banyak hafalan qurannya. (HR. Bukhari 660)
Kedua, ketika meninggal, dia didahulukan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053)Ketiga, diutamakan untuk menjadi pemimpin jika dia mampu memagangnya
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah, beliau menunjuk Nafi’ bin Abdul Harits untuk menjadi gubernur di Mekah.
Suatu ketika, Umar bertemu Nafi’ di daerah Asfan.
“Siapa yang menggantikanmu di Mekah?” tanya Umar.
“Ibnu Abza.” Jawab Nafi’.
“Siapa Ibnu Abza?” tanya Umar.
“Salah satu mantan budak di Mekah.” Jawab Nafi’.
“Mantan budak kamu jadikan sebagai pemimpin?” tanya Umar.
“Dia hafal al-Quran, dan paham tentang ilmu faraid.” Jawab Nafi’.
Kemudian Umar mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini
(al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)Keempat, kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat yang dia hafal
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ
آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke
tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu
mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga
setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)Kelima, ditemani Malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para
malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha
menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua
pahala. (HR. Bukhari 4937)Keenam, di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا
رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ
زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ
آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya
Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz
al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan
untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia
minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan
untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).Ketujuh, al-Quran memberi syafaat baginya
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).Kedelapan, orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة
تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا
فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya,
maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya
yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua
pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang
tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu
disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل
تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج
الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان :
يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya
cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah
membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu
kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di
kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa
dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah,
dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab,
“Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).Allahu a’lam.
Pahala Orang yang Menghafal al-Quran
Pahala Penghafal al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,Menghafal al-Quran termasuk ibadah jika dilakuka ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).Allah memberikan banyak keutamaan bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.
Berikut diantaranya,
Pertama, dia didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat jamaah
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ
كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ … وَلاَ
يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ…
Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan
al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan
yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam
di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)Dari Ibnu Umar, beliau bercerita,
Ketika para muhajirin pertama tiba di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka shalat adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah. Dan beliau adalah orang paling banyak hafalan qurannya. (HR. Bukhari 660)
Kedua, ketika meninggal, dia didahulukan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053)Ketiga, diutamakan untuk menjadi pemimpin jika dia mampu memagangnya
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah, beliau menunjuk Nafi’ bin Abdul Harits untuk menjadi gubernur di Mekah.
Suatu ketika, Umar bertemu Nafi’ di daerah Asfan.
“Siapa yang menggantikanmu di Mekah?” tanya Umar.
“Ibnu Abza.” Jawab Nafi’.
“Siapa Ibnu Abza?” tanya Umar.
“Salah satu mantan budak di Mekah.” Jawab Nafi’.
“Mantan budak kamu jadikan sebagai pemimpin?” tanya Umar.
“Dia hafal al-Quran, dan paham tentang ilmu faraid.” Jawab Nafi’.
Kemudian Umar mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini
(al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)Keempat, kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat yang dia hafal
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ
آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke
tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu
mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga
setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)Kelima, ditemani Malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para
malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha
menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua
pahala. (HR. Bukhari 4937)Keenam, di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا
رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ
زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ
آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya
Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz
al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan
untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia
minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan
untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).Ketujuh, al-Quran memberi syafaat baginya
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).Kedelapan, orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة
تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا
فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya,
maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya
yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua
pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang
tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu
disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل
تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج
الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان :
يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya
cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah
membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu
kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di
kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa
dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah,
dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab,
“Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).Allahu a’lam.
Pahala Orang yang Menghafal al-Quran
Pahala Penghafal al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,Menghafal al-Quran termasuk ibadah jika dilakuka ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).Allah memberikan banyak keutamaan bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.
Berikut diantaranya,
Pertama, dia didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat jamaah
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ
كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ … وَلاَ
يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ…
Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan
al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan
yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam
di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)Dari Ibnu Umar, beliau bercerita,
Ketika para muhajirin pertama tiba di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka shalat adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah. Dan beliau adalah orang paling banyak hafalan qurannya. (HR. Bukhari 660)
Kedua, ketika meninggal, dia didahulukan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053)Ketiga, diutamakan untuk menjadi pemimpin jika dia mampu memagangnya
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah, beliau menunjuk Nafi’ bin Abdul Harits untuk menjadi gubernur di Mekah.
Suatu ketika, Umar bertemu Nafi’ di daerah Asfan.
“Siapa yang menggantikanmu di Mekah?” tanya Umar.
“Ibnu Abza.” Jawab Nafi’.
“Siapa Ibnu Abza?” tanya Umar.
“Salah satu mantan budak di Mekah.” Jawab Nafi’.
“Mantan budak kamu jadikan sebagai pemimpin?” tanya Umar.
“Dia hafal al-Quran, dan paham tentang ilmu faraid.” Jawab Nafi’.
Kemudian Umar mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini
(al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)Keempat, kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat yang dia hafal
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ
آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke
tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu
mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga
setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)Kelima, ditemani Malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para
malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha
menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua
pahala. (HR. Bukhari 4937)Keenam, di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا
رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ
زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ
آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya
Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz
al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan
untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia
minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan
untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).Ketujuh, al-Quran memberi syafaat baginya
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).Kedelapan, orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة
تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا
فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya,
maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya
yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua
pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang
tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu
disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل
تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج
الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان :
يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya
cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah
membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu
kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di
kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa
dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah,
dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab,
“Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).Allahu a’lam.
Pahala Orang yang Menghafal al-Quran
Pahala Penghafal al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,Menghafal al-Quran termasuk ibadah jika dilakuka ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).Allah memberikan banyak keutamaan bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.
Berikut diantaranya,
Pertama, dia didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat jamaah
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ
كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ … وَلاَ
يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ…
Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan
al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan
yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam
di wilayah orang lain. (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)Dari Ibnu Umar, beliau bercerita,
Ketika para muhajirin pertama tiba di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka shalat adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah. Dan beliau adalah orang paling banyak hafalan qurannya. (HR. Bukhari 660)
Kedua, ketika meninggal, dia didahulukan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053)Ketiga, diutamakan untuk menjadi pemimpin jika dia mampu memagangnya
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah, beliau menunjuk Nafi’ bin Abdul Harits untuk menjadi gubernur di Mekah.
Suatu ketika, Umar bertemu Nafi’ di daerah Asfan.
“Siapa yang menggantikanmu di Mekah?” tanya Umar.
“Ibnu Abza.” Jawab Nafi’.
“Siapa Ibnu Abza?” tanya Umar.
“Salah satu mantan budak di Mekah.” Jawab Nafi’.
“Mantan budak kamu jadikan sebagai pemimpin?” tanya Umar.
“Dia hafal al-Quran, dan paham tentang ilmu faraid.” Jawab Nafi’.
Kemudian Umar mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini
(al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)Keempat, kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat yang dia hafal
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ
آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke
tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu
mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga
setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)Kelima, ditemani Malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para
malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha
menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua
pahala. (HR. Bukhari 4937)Keenam, di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا
رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ
زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ
آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya
Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz
al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan
untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia
minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan
untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).Ketujuh, al-Quran memberi syafaat baginya
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).Kedelapan, orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة
تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا
فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya,
maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya
yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua
pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang
tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu
disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل
تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج
الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان :
يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya
cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah
membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu
kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di
kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa
dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah,
dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab,
“Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar