Hiruk pikuk dunia wanita karier sehingga menuntut wanita
lebih eksis dalam penampilannya. Belum lagi hingar bingar kehidupan wanita
modern yang sering kita lihat di jalan, di pasar, di mall, di tempat rekreasi,
dan di mana saja wanita itu bisa mengambil perannya. Tidak ada yang salah
dengan kegiatan mereka yang bekerja, belajar, belanja atau yang di rumah saja.
Yang salah adalah gaya hidup yang mereka adopsi sehingga tak jarang kita lihat
banyak kaum hawa yang tanpa rasa malu mengumbar auratnya, bersolek atau berhias
seperti orang Jahiliyah, belum lagi sekarang yang lagi ngetrend sulam kuku,
alis dan sebagainya.
Padahal sudah jelas sekali Allah SWT memberikan
rambu-rambunya untuk kaum hawa, yang berbunyi, “…Hendaklah mereka menutup
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu…” (QS 33: 59), kemudian dalam
surat yang lain Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah kepada para perempuan yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya)…” (QS 24: 31). Begitupula diriwayatkan dari
Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa meniru/ menyerupai cara
hidup suatu kaum, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka”,
naudzubillah.
Berhias atau tabarruj itu
mempertontonkan/menampakkan keindahan/kecantikan tubuh maupun pakaian, bisa
juga diartikan wanita yang menunjukkan perhiasan dan kecantikannya untuk
menarik perhatian kaum lelaki (yang dapat merangsang keinginan syahwat mereka).
Tabarruj itu menunjukkan wanita yang memakai perhiasan/ bersolek secara berlebihan
kemudian ditunjukkan di luar rumah, padahal solekan yang dianjurkan hanya untuk
para suami saja.
Rasulullah Saw bersabda, “Ada dua golongan dari
penduduk neraka yang belum aku lihat, pertama suatu kaum yang memiliki cambuk
seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan yang kedua para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta
yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian”.
Agar tidak salah melangkah ada beberapa tips yang
perlu diperhatikan, pertama jadikan rasa syukur dan sabar atas segala yang kita
dapatkan dari Allah SWT entah itu warna kulit, bentuk bibir, bentuk rambut, dan
sebagainya yang menjadi bingkai kecantikan atau kegantengan seseorang, kedua
tanamkan rasa cukup atau qona’ah dalam diri kita bahwa Allah itu sudah sangat
sayang kepada kita dan yakinlah bahwa yang Allah ciptakan pada diri kita sudah
yang terbaik jadi tak perlu diubah-ubah, ketiga ikhlas dan ridha atas pemberiannya walaupun kita merasa tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan, kalau kita ikhlas dan ridha insya Allah hati
ini jadi tenang, dan satu lagi tanamkan rasa percaya diri. Ingat perkataan
Rasul Saw bahwa sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
So, sekarang yang dipikirkan bukan
masalah fisik aja tapi yang paling penting adalah kecantikan akhlak alias inner
beauty.
Bukan rambut yang panjang nan indah yang menjadi
kebanggaanmu, tapi kerudungmulah yang menyelamatkanmu dari siksaNya.
Bukan taburan bedak yang mempercantik wajahmu, tapi
air wudhulah yang menjadi cahaya bagi wajahmu.
Bukan pemerah bibir yang membuatmu mempesona, tapi
kata-kata santun dan bijaklah yang senantiasa dinantikan laki-laki shalih di
sana.
Bukan lekukan tubuh yang menjadi pesonamu, tapi akhlakmu yang shalihah bagaikan
sang surya yang menerangi kegelapan.
Allah SWT kembali berfirman dalam surat An Nur ayat
26, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik
untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang
dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”.
Jadilah bunga mawar yang indah berpagarkan duri.
Jangan biarkan dirimu menjadi bunga yang hanya
indah tetapi sayang tidak berduri.
Duri mawar itu ditasybihkan dengan perbatasan
aurat, akhlak dan al haya’. (Aidh Al Qarni).
Jadikan hijab adalah cahaya, al haya’ adalah
perhiasannya serta kerudung adalah kecantikanmu dan menjaga kehormatan adalah
akhlak terpujimu.
Sumber: klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar