"Sungguh merugi seseorang yang mendapati bulan Ramadhan, lalu ia keluar darinya sebelum ia diampuni (dosa-dosanya)."
(HR.Tirmidzi dari Abu Hurairah )
Ramadhan 1434 H segera berlalu. Sedih ya... khawatir dengan semangat
membara dalam ibadah akan luntur seiring dengan berlalunya Ramadhan.
Tinggal menghitung hari untuk Idul Fitri."Balasan dari perbuatan kebaikan adalah dia mengamalkan kebaikan berikutnya". Maka barangsiapa yang mengamalkan satu kebaikan lalu dia menyertainya dengan kebaikan berikutnya, itu merupakan tanda diterimanya amalan kebaikan yang sebelumnya, sebagaimana pula orang yang melakukan sebuah kebaikan lalu menyertainya dengan keburukan, itu merupakan tanda ditolaknya amalan kebaikannya dan tidak diterima."

Tanda-tanda kesuksesan Ramadhan adalah jika Ramadhan tahun ini lebih
baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tanda kesuksesan Ramadhan tahun ini
ialah dengan melihat bagaimana kita menjalankan ibadah selama 11 bulan
kedepan.
Amalan- amalan yang dilakukan seorang hamba dalam mendekatkan diri
kepada Rabb-nya di bulan Ramadhan, tidaklah terputus meskipun bulan
Ramadhan telah usai. Maka selama seorang hamba masih hidup, maka amalan
saleh tetap ada. Kebanyakan manusia merasa senang tatkala berlalunya
bulan Ramadhan, disebabkan karena ia merasa berat dengan berpuasa,
merasa bosan dan terasa terlalu lama. Orang yang demikian keadaannya,
tidak akan kembali berpuasa setelah Ramadhan dalam waktu cepat. Maka
orang yang kembali berpuasa setelah Ramadhan berlalu menunjukkan rasa
senangnya dia berpuasa, dan dia tidak merasa bosan, berat dan tidak
merasa terpaksa. Ada seseorang berkata kepada Bisyr: ada satu kaum yang
mereka melakukan ibadah dan bersungguh- sungguh di bulan Ramadhan. Maka
Beliau menjawab: seburuk- buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal
hak Allah -Azza Wajalla- kecuali di bulan Ramadhan. Seorang yang saleh
adalah yang beribadah dan bersungguh- sungguh sepanjang tahun.
(ringkasan dari kitab Lathaif al-ma'arif,Ibnu Rajab Al-Hambali: 393- 400)
(ringkasan dari kitab Lathaif al-ma'arif,Ibnu Rajab Al-Hambali: 393- 400)
Istiqomah merupakan ketaatan dan ikhlas dalam beramal dan beribadah
kepada Allah. Istiqomah dapat pula dikatakan sebagai konsisten dalam
beribadah. Tentu sebagai manusia, kita memiliki kelemahan dan lalai
dalam melaksanakannya (beribadah kepada Allah). Maka kita dituntut tetap
pada jalan yang lurus menuju Allah dan memohon ampun kepada-Nya.
Abu Yazid rahimahullah berkata : "Saya awalnya membawa jiwaku untuk
beribadah kepada Allah dalam keadaan menangis (lelah), namun saya terus
menerus memaksanya sehingga iapun menghadapNya dalam keadaan tertawa
(bahagia)." (ThariquL Hijratain 1/474H)
Berikut tips menjaga istiqomah ba'da (setelah) Ramadhan:
- Puasa sunnah setelah Ramadhan. Ada berbagai pilihan puasa sunnah setelah Ramadhan diantaranya Syawal, Ayyaumul Bidh, Senin-Kamis, dll.
- Melaksanakan qiyamul lail (sholat malam) minimal shalat Tahajud satu pekan sekali
- Tilawah Al-Qur'an tiap hari dan mentadaburinya
- Bersedekah tiap mendapatkan rezeki
- Berdzikir setiap saat
- Mendatangi majelis orang-orang saleh.
- Berusaha meningkatkan ketaqwaan dan menjaga amalan seperti yang dilakukan di bulan Ramadhan

Agar tetap istiqomah, dalam beribadah kita tak sekadar mengerjakan
ibadah wajib saja, tentunya kita berusahan dengan menambah ibadah sunnah
lainnya seperti tuntunan Rasulullah saw.
Rasulullah bersabda: "Dan tidaklah hambaKu terus-terusan mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunat sehingga Aku mencintainya"
(HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu'alam
Sumber: klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar