Hingar bingar Valentine’s Day sudah mulai nampak
di sana sini, mulai dari atribut-atrbiut promo dan slogan-slogan tentang kasih
sayang yang turut menyemarakkan hari bertajuk kasih sayang tersebut. Di sisi
lain, umat Islam –terutama remaja– dengan tanpa beban ikut turut serta
menyemarakkan meskipun hanya bertukar “hadiah” coklat ataupun sekedar
mengucapkan “Valentine’s Day”.
Bagi umat Islam yang mempelajari dan memahami
Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka
gaya hidupnya tidak mudah terpengaruh perkembangan cara berpikir manusia yang
bebas dari pengaruh agama. Begitu juga remaja muslim, semangat dalam memperjuangkan
Islam jangan terpuruk hanya dengan sebatang coklat ataupun ucapan Valentine’s
Day, sebaliknya terus berdakwah mengajak remaja-remaja Islam yang lain untuk
menolak perayaan Valentine’s Day.
Cikal bakal yang menjadi
perayaan Valentine’s Day
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St.
Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari. Namun
demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga
dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber
mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II
memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan
Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi.
Orang-orang yang mendambakan St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di
terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II
menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan
daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah,
namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga
iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
Versi ketiga menceritakan bahwa sore hari sebelum
Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena
memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang
diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
Bahaya Valentine’s Day bagi
Remaja Muslim
Bahaya Pertama: Merayakan Valentine = Merayakan
budaya Orang Kafir
Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita
tidak meniru-niru orang kafir. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai jejak suatu
kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Telah jelas bahwa hari Valentine adalah perayaan
paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti
menjadi bagian dari mereka.
Bahaya Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir
Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala telah mencirikan sifat orang-orang
beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan
orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan
agama lain semacam Valenitne’s Day. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ
لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan
perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqan [25]: 72)
Yang dimaksud az zuur adalah perayaan
orang musyrik. Demikian pendapat Ar Robi’ bin Anas. Jadi, menghadiri perayaan
Valentine’s Day bukanlah ciri sifat orang beriman karena jelas-jelas hari
tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Bahaya Ketiga: Seseorang Akan Bersama Dengan yang
Disukainya di hari Kiamat
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka
dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Dari Anas bin Malik, bahwasanya ada seorang
Arab datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapan hari Kiamat tiba?”
Rasulullah menjawab,”Apa yg telah kau siapkan?” Dia menjawab; Cinta Allah Azza
wa Jalla & Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Kau bersama dengan siapa yg
kau cintai”. [HR. Muslim No.4775].
Renungkanlah hadits di atas, bahwasanya orang
berkumpul dengan orang yang disukainya di hari Kiamat. Sudah jelas bahwa
pendeta Valentine adalah seorang nasrani yang telah menyekutukan Allah SWT maka
peringatan bagi remaja muslim yang menghadiri, merayakan Valentine’s Day akan
bersama-sama dengan orang yang dicintainya di hari Kiamat kelak.
Bahaya Keempat: Sebuah ucapan “selamat” berbuah
kemaksiatan dan kemusyrikan
“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin
yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini
ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai
sumber) Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi
“To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta
orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah
dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras,
membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Bahaya Kelima: Valentine’s Day = hari perayaan
berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami
pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa
dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol
perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas
muda-mudi dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Misalnya, berpacaran,
bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah
di kalangan sesama remaja menjadi hal yang biasa.
Bahaya Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine berbagai ragam hadiah,
kado dan souvenir laku keras. Bahkan buku yang “mengajarkan” remaja untuk
berzina berani menampakkan diri. Belum lagi promo hotel yang sangat murah dalam
rangka menyambut Valentine’s Day. Hadiah coklat yang disinyalir terdapat alat
kontrasepsi dan lain sebagainya. Yang dimaksud adalah menghambur-hamburkan uang
untuk bermaksiat. Allah berfirman,
وَلا
تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
“Hanya orang yang tertutup hatinya dan
mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Wallahu A’lam.[]
6 Bahaya Valentine’s Day
by
Yahdi Siradj · December 17, 2015
Hingar bingar Valentine’s Day
sudah mulai nampak di sana sini, mulai dari atribut-atrbiut promo dan
slogan-slogan tentang kasih sayang yang turut menyemarakkan hari
bertajuk kasih sayang tersebut. Di sisi lain, umat Islam –terutama
remaja– dengan tanpa beban ikut turut serta menyemarakkan meskipun hanya
bertukar “hadiah” coklat ataupun sekedar mengucapkan “Valentine’s Day”.
Bagi umat Islam yang mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka
gaya hidupnya tidak mudah terpengaruh perkembangan cara berpikir
manusia yang bebas dari pengaruh agama. Begitu juga remaja muslim,
semangat dalam memperjuangkan Islam jangan terpuruk hanya dengan
sebatang coklat ataupun ucapan Valentine’s Day, sebaliknya terus
berdakwah mengajak remaja-remaja Islam yang lain untuk menolak perayaan
Valentine’s Day.
Cikal bakal yang menjadi perayaan Valentine’s Day
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub
judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14
Februari. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St.
Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah
diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang
berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II
memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena
menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah
tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan St.Valentine lalu
menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar
Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam
medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para
pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam
menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung
pada 14 Februari 269 M.
Versi ketiga menceritakan bahwa sore hari
sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai
pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah
pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang
tertulis “Dari Valentinusmu”.
Bahaya Valentine’s Day bagi Remaja Muslim
Bahaya Pertama: Merayakan Valentine = Merayakan budaya Orang Kafir
Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai jejak suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Telah jelas bahwa hari Valentine adalah
perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani.
Merayakannya berarti menjadi bagian dari mereka.
Bahaya Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala telah mencirikan sifat
orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri
ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh
umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam Valenitne’s Day. Allah
Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak
menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqan [25]: 72)
Yang dimaksud az zuur adalah
perayaan orang musyrik. Demikian pendapat Ar Robi’ bin Anas. Jadi,
menghadiri perayaan Valentine’s Day bukanlah ciri sifat orang beriman
karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Bahaya Ketiga: Seseorang Akan Bersama Dengan yang Disukainya di hari Kiamat
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ
أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Dari Anas bin Malik, bahwasanya ada
seorang Arab datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapan hari
Kiamat tiba?” Rasulullah menjawab,”Apa yg telah kau siapkan?” Dia
menjawab; Cinta Allah Azza wa Jalla & Rasul-Nya. Rasulullah SAW
bersabda: “Kau bersama dengan siapa yg kau cintai”. [HR. Muslim No.4775].
Renungkanlah hadits di atas, bahwasanya
orang berkumpul dengan orang yang disukainya di hari Kiamat. Sudah jelas
bahwa pendeta Valentine adalah seorang nasrani yang telah menyekutukan
Allah SWT maka peringatan bagi remaja muslim yang menghadiri, merayakan
Valentine’s Day akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya di hari
Kiamat kelak.
Bahaya Keempat: Sebuah ucapan “selamat” berbuah kemaksiatan dan kemusyrikan
“Valentine” sebenarnya berasal dari
bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang
Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang
Romawi. (Dari berbagai sumber) Oleh karena itu disadari atau tidak, jika
kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”,
berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Ucapan
selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang
memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh
jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Bahaya Kelima: Valentine’s Day = hari perayaan berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang
ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat
dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen
dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang
ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi dengan mengatasnamakan
semangat cinta kasih. Misalnya, berpacaran, bergandeng tangan,
berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan
sesama remaja menjadi hal yang biasa.
Bahaya Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine berbagai ragam
hadiah, kado dan souvenir laku keras. Bahkan buku yang “mengajarkan”
remaja untuk berzina berani menampakkan diri. Belum lagi promo hotel
yang sangat murah dalam rangka menyambut Valentine’s Day. Hadiah coklat
yang disinyalir terdapat alat kontrasepsi dan lain sebagainya. Yang
dimaksud adalah menghambur-hamburkan uang untuk bermaksiat. Allah
berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
“Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Wallahu A’lam.[]
- See more at: http://rohis.itsar.org/6-bahaya-valentines-day/#sthash.IHgOa9p1.dpuf