Sayangnya, nikmat yang langka ini
kadangkala suka mendapat pantangan dari orang tua. Saya dulu pernah dilarang
orang tua mengikuti kegiatan Rohis. Tapi karena nilai akademis saya bagus,
alhamdulillah akhirnya saya dibolehkan juga mengikuti Rohis.
Mungkin kamu tidak seberuntung saya,
oleh karena itu saya akan berbagi tips mendapat ridho orang tua dalam
berkegiatan Rohis. Semoga mujarab hehe.
Kenali
Sebabnya
Hukum awal mentaati orang tua adalah
wajib, kecuali orang tua memaksamu berbuat kemaksiatan maka janganlah dituruti.
Imam Al-Bukhari berkata dalam
Shahihnya:
"Bab wajibnya shalat
berjama'ah. Dan berkata al-Hasan, jika ibunya melarangnya dari (mendatangi)
shalat Isya' berjama'ah dengan paksa, maka ia tidak (boleh) mentaatinya."
Gak mentaati bukan berarti kamu jadi
jutek sama orang tua kamu. Anggap dirimu seperti pemain bola yang ditahan
pelatih di bangku cadangan. Ada alasannya kenapa kamu gak dibolehin mengikuti
kegiatan Rohis, sama seperti pelatih bola yang punya alasan kenapa menyimpan
beberapa pemainnya di bangku cadangan. Ini yang jadi tugas kamu sekarang :
tanyakan alasannya!
Sepanjang pengamatan saya, ada
beberapa sebab mengapa orang tua melarang anaknya mengikuti kegiatan Rohis :
- Nilai akademis buruk, jadi disuruh cepat pulang dan
belajar di rumah atau bimbel.
- Bantu pekerjaan di rumah seperti bebersih rumah atau
membantu berjualan di toko.
- Tidak ada uang saku untuk berkegiatan Rohis.
- Menganggap Rohis sarang teroris karena termakan isu dan
fitnah busuk media yang tidak menyukai kegiatan Rohis.
- Rohis terindikasi disusupi aliran sesat atau harakah
sesat.
Nomor 1 sampai 4 masih bisa kita
antisipasi agar orang tuamu bisa mengijinkan. Tapi kalau ternyata sebabnya
nomor 5 maka saya sarankan kamu ikuti saran orang tuamu. Rohis bukan pilihan
kegiatan yang baik kalau sudah disusupi aliran sesat.
Belajar
itu Wajib. Mentaati Orang Tua itu Wajib. Bergaul dengan Orang Baik juga Wajib.
Belajar, mentaati orang tua, dan
bergaul dengan orang baik itu sama-sama wajibnya. Jadi seharusnya diantara
ketiga itu tidak ada kontradiksi karena ketiga-tiganya membawa kebaikan. Namun
seringkali kita tidak bisa menjaga keseimbangan di antara ketiganya.
Seharusnya beraktivitas di Rohis
tidak membuat nilai akademis kita jeblok. Belajarlah dengan kakak senior di
Rohis yang berprestasi di bidang akademik. Kalau perlu ajak kakak Rohis untuk
belajar di rumah, sehingga orang tua berbalik simpatik dengan kegiatan Rohis.
Mereka akan berfikir : "Wah, anak saya sejak aktif di Rohis malah rajin
belajar ya. Kakak-kakak Rohisnya malah mau datang ke rumah belajar bareng. Hmm…
jadi tenang."
Yakinlah, jika hal di atas dilakukan
secara kontinu, lambat laun orang tua akan mengerti bahwa Rohis membawa
pengaruh positif kepada kehidupan akademis anaknya.
Kamu
Wajib Terus Sekolah!
Sekarang gimana kalau kasusnya kamu
harus bantu orang tua di rumah seperti menyapu, mencuci, dan bersih-bersih
rumah? Kalau tugasnya bersih-bersih rumah, maka saya rasa tidak harus sampai
keluar Rohis, sebab waktu untuk bersih-bersih rumah tidaklah begitu lama dan
fleksibel.
Namun, jika konteksnya sampai
membantu perekonomian orang tua, maka ada hal yang lebih krusial yang harus
kamu pertimbangkan : Keberlangsungan sekolah kamu!
Kalau kita timang-timang, daripada
kamu putus sekolah karena hambatan ekonomi maka lebih baik kamu kurangi
aktivitasmu di Rohis dan membuat segalanya kembali seimbang dan stabil. Sekolah
lancar, namun Rohis juga gak keluar-keluar amat. Minimal ikutilah mentoring
seminggu sekali yang hanya dua jam itu. Saya yakin, kalau mentoring dua jam
seminggu masih bisa kan..
Pengorbananmu
di Jalan Ilmu Tidak Akan Sia-Sia.
Saya menyayangkan kalau keputusan
kamu keluar Rohis karena gak ada uang saku tambahan untuk berkegiatan. Gak
semua kegiatan Rohis harus merogoh kocek dalam-dalam. Bahkan sebagian besar
malah.
Coba ceritakan ke kakak mentormu
tentang keterbatasan ekonomi yang membuat kamu gak bisa bayar angkot atau ikut
tafakur alamnya Rohis. Keterbukaan bisa membuka banyak jalan kebaikan. Salah
satunya mungkin pengurus akan membebaskan uang pendaftaran dan ongkos kegiatan
termasuk membayarkan angkot dari dan ke rumah kamu.
Suatu saat kamu akan sangat
bersyukur masih bisa berkegiatan Rohis di tengah himpitan ekonomi. Karena gak
semua orang mendapat pencerahan hati untuk belajar Islam dalam komunitas Rohis.
Fitnah
Begitu Kejam Kawan..
Belum lepas dari ingatan Metro TV
memfitnah kegiatan Rohis sebagai gerbang perekrutan pelaku terorisme. Hei, saya
bukan teroris bung! Saya dengan alumni Rohis lainnya terkena dampak kecurigaan
orang-orang. Awas! Alumni Rohis Teroris! Alhasil orang tua binaan kami
juga menaruh kecurigaan ekstra terhadap kegiatan anaknya di Rohis. Beberapa
dilarang berkegiatan Rohis, beberapa masih percaya alhamdulillah.
Badai belum berlalu sampai di sana.
Sekolah jadi memperketat perijinan kegiatan Rohis. Mau kemping perijinan jadi
sulit. Harus ada pendamping dari guru. Kalau gak ada, maka kemping harus dibatalkan.
Begitu juga dengan mabit, tafakur alam, dan kegiatan insidental lainnya. Jujur,
semua jadi sulit gara-gara fitnah Metro TV. Tapi Allah kan Maha Mempermudah.
Kita gak akan nyerah.
Ini pembelajaran besar buat pengurus
Rohis agar bisa menyambung silaturahim dengan siapapun terutama jajaran
pengurus sekolah dan orang tua binaan. Salah kita juga sih terlalu fokus sama
adik binaan tapi kurang sowan sama pejabat sekolah dan orang tua murid.
Padahal kan kita "numpang" dakwah di gedung sekolah dan membina anak
orang. Jadi ya harus juga membangun 'romantisme' yang baik dengan mereka.
Harus ada program main ke rumah
binaan. Minimal sekali tiap 6 bulan untuk memperkenalkan kegiatan rohis dan
menyambung silaturahim ke orang tua. Selain itu, undang juga guru sekolah untuk
memberi sambutan dalam setiap kegiatan kita.
Sederhana kan? Tapi efeknya besar
lho.
Saya
Harus Jujur.. Keluarlah Dari Rohis..
Langkah darurat yang harus kamu
lakukan ketika mendapati hal seperti itu adalah dengan mengkonsultasikannya
dengan guru agama. Bila kecurigaanmu tepat maka segera keluar dari Rohis dan
putus komunikasi dengan senior kamu. Minta guru agama meng-clear-kan situasi
dan menjelaskan kedudukan yang sebenarnya. Mungkin kondisi akan semakin pelik,
tapi jagalah jarak sampai Rohis kembali steril. Baru setelah itu kamu kembali
beraktivitas di Rohis seperti sedia kala.
Tetap
Sayangi Orangtuamu
Mungkin saja setelah kamu jelasin
berbagai argumentasi orang tua tetap melarangmu. Saya harap kamu jangan pernah
membenci mereka, karena bagaimanapun mereka adalah orang yang membesarkanmu,
jadi tetap hormati dan hargai mereka ya.
Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. 17:23